“Karya Ilmiah Tentang Budidaya Semangka”
Nugroho Pangestu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “Budidaya Semangka”. Karya ilmiah ini di susun untuk melengkapi salah satu tugas mata pelajaran bahasa indonesia.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada
waktunya.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami
berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap
semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Dan Terima kasih juga kepada beberapa
narasumber dalam perumusan karya ilmiah kami ini, sesungguhnya karya ilmiah
kami ini masih jauh dari kata sempurna, kami mohon kritik dan sarannya dalam
penyempurnaan karya ilmiah ini.
Tangerang, Mei 2014.
Penyusun,
Bab
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Semangka
merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Tanaman ini berasal
Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah
tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia.
Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya
hanya sampai 6 bulan.
Tanaman semangka
dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang
memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka
bisa diolah menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat
sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah
mentimun atau jenis labu-labuan lainnya.
Klasifikasi botani tanaman semangka
adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub-kelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus Spesies : Citrullus lanatus (Thunberg)
Matsum & Nakai
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana syarat-syarat agar semangka dapat tumbuh?
2.
Bagaimana teknik-teknik dalam pembudidayaan semangka?
3.
Bagaimana cara pemanenan semangka agar menghasilkan
hasil yang baik?
1.3 Rumusan Masalah
Dari
identifikasi masalah di atas, dirumuskan suatu masalah yang akan di bahas dalam
karya ilmiah ini yaitu :
Bagaimana cara
melakukan pembudidayaan semangka yang baik dan benar dari awal pembibitan hingga
masa panen.
1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan karya
ilmiah ini bertujuan untuk menerangkan tentang teknik pembudidayaan semangka
yang baik, dan bertujuan pula untuk memberikan informasi yang baik kepada
masyarakat tentang cara pembudidayaan semangka.
Bab II
Pembahasan
2.1 Penentuan Lokasi / Syarat Tumbuh
Iklim : Tanaman semangka merupakan salah satu
tanaman hortikultura yang tahan kering. Curah hujan yang ideal untuk areal
penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat
berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah terserang hama
penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang. Semangka
memerlukan sinar matahari penuh. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sulit
berbunga dan bunganya banyak rontok, serta terjadi kemunduran waktu panen. Suhu
optimal yang dikehendaki tanaman berkisar 20–30oC. Kelembaban yang terlalu
tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
Tanah : Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman
semangka adalah tanah yang cukup gembur, sedikit berpasir, kaya bahan organik,
bukan tanah asam. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6,5-7,2. Jika pH
< 5,5 (tanah asam) maka perlu pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan
tingkat keasaman tanah tersebut. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman semangka
adalah regosol, andosol, latosol dan podsolik.
Ketinggian
Tempat : Ketinggian tempat yang baik
untuk areal penanaman semangka adalah: 0-400 m dpl. Pada ketinggian 400-900 m
dpl, pertumbuhan tanaman kurang baik. Pada ketinggian lebih dari 700 m dpl,
tanaman menghasilkan buah bermutu rendah dan rasa kurang manis.
2.2 Pengolahan Tanah
Bila areal bekas
kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas
persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul,
kemudian diteliti pH tanahnya. Lahan yang akan ditanami, dilakukan pembalikan
tanah dan perataan tanah Tunggul bekas batang terdahulu dan bebatuan dibuang
keluar dari areal. Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan
ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai
menjadi remah (gembur).
2.3 Pengolahan Lahan
Tahap
penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat
penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan
buah pada bedengan, diratakan dan di atas lapisan ini diberi jerami kering
untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram
dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar
plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian
plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada
areal terbuka (2 – 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan
memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi
di bawah daun tanaman.
2.4 Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka
membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir
keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar bedengan tergantung teknik
budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem turus, lebar bedengan adalah
100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris tanaman, lebar bedengan 200 cm;
sistem tanpa turus dengan 2 baris tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang
bedengan maksimum 12-15 m, tinggi bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm.
2.5 Pemberian Pupuk Dasar
Pengapuran
dilakukan memberikan kapur kapur pertanian yang mengandung unsur Calsium (Ca)
dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan
racun dari ion logam yang terdapat di dalam tanah, seperti kapur karbonat atau
kapur dolomit. Penggunaan kapur pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit
per 1000 m2, untuk pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH > 6 dibutuhkan
dolomit sebanyak 50 kg. Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah pengapuran
atau sekitar dua minggu sebelum tanam. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 12
ton/ha atau 1,5 kg/tanaman. Pemberiannya ditebar rata di atas bedengan atau
ditanam dalam lubang. Pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji,
kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan
2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman
adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate. 4.2.5.
Pemasangan turus Pemasangan turus dilakukan untuk penanaman semangka sistem
turus. Pemasangan dilakukan setelah pemasangan mulsa tetapi sebelum penanaman.
Pemasangan turus yang umum dilakukan petani ada dua model yaitu menyerupai
huruf ‘A’ dan menyerupai huruf ‘X’. Bahan yang digunakan adalah kayu atau
bambu. Pada model huruf ‘A’, tinggi turus 180 cm, ketinggian 80 cm dibuat
para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm. Pada model huruf ‘X’,
tinggi turus 195 cm, 75 cm dari atas dan 20 cm dari persilangan dibuat para-para,
jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm.
2.6 Cara Pembenihan
Benih semangka
yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika direndam. Ada dua
jenis benih semangka yang biasa ditanam yaitu benih 5 semangka tidak berbiji
(triploid) dan benih semangka berbiji. Benih semangka tidak berbiji umumnya
mempunyai kulit biji yang sangat keras. Jika ingin menanam semangka tanpa biji
maka harus juga menanam semangka berbiji di sebelahnya sebagai sumber
polinator. Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan
tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses
pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25oC yang
telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah
direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi.
Bibit siap dikecambahkan. Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih
dahulu. Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas
kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau
stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana
hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di
atas bungkusan. Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali
perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air
menggunakan hand sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke
dalam polibag kecil (ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran
tanah dan pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam,
lubang ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian
polibag-polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari. Polibag-polibag
diberi disungkup plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi
yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang
masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga
hari sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit
mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan
kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan 6 pupuk daun, untuk memacu
perkembangan bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.
Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke
areal penanaman yang telah diolah.
2.7 Teknik Penanaman
Untuk penanaman
sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x 70 cm dengan populasi
8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus, dengan 1 baris dan 2
baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi 3.500-4.000
tanaman/ha. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan
dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu
sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika
lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas
cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan
yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah
arang menjadi bara, alat siap diganakan. Penanaman bibit semangka dilakukan
setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Setelah
dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal sampai air
menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap.
Sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk
NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution. Urutan penanaman adalah sebagai
berikut: kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit
dimasukkan ke dalam lubang yangtelah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah
yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu
dengan tanah.
2.8 Pemeliharaan Tanaman
Semangka yang
berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau
tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan.
Penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada
kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila
disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya,
agar tidak menular ke bibit lain yang sehat. Adanya gulma di sekeliling tanaman
dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi. Gulma juga
dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan
mencabut atau membuang gulma yang tumbuh di bedengan atau parit. Bila
menggunakan sistem mulsa 9 plastik hitam perak (MPHP), penyiangan hanya
dilakukan di tepi-tepi parit karena praktis gulma tidak dapat tumbuh di dalam
bedengan. Penyiangan ini dilakukan rutin. Pembubunan tanah dilakukan dengan
menimbun kembali tanah yang tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul
ke permukaan tanah. Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa
mulsa. Semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan
melalui saluran diantara bedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau
adalah 4-6 hari. Penyiraman juga bisa dilakukan dengan pompa air, dengan
bantuan selang plastik.
2.9 Teknik Lainnya
- Pemangkasan : Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan
mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi
tumbuhnya cabang utama atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak
dua cabang utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur
7-10 hari setelah 10 tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5
helai daun. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang
yang tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi
dua cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder
dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah ruas
ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas yang digunakan
harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat direndam
fungisida dengan konsentrasi 2 ml.
- Pengikatan Cabang : Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman
sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah
disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat
dapat berupa tali rafia atau tali dari pelepah pisang batu. Model pengikatannya
menyerupai ‘angka 8’.
- Penyerbukan Buatan : Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang
ditanam sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan
dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam
kondisi mekar. Umur tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar
21-28 hari setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya
dilakukan pada bunga betina yang berada pada ruas ke-13 dan ke 20, hal ini
disebabkan bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas
dengan para-paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan
tersebut. Cara penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan
bunga jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan
diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan
bunga jantan pada putik bunga betina. Bunga yang sudah diserbuki ditandai
dengan tali rafia yang diikat longgar.
2.10 Pengendalian Hama
Penyemprotan
campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap
minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit,
maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang
sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman semangka adalah:
-
Hama :
- Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Penyebab:
hama berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut
badan beruas-ruas. Hama ini juga sebagai vektor virus. Cara penularan, hama
mengembara di malam hari, menetap dan berkembang biak. Gejala serangan:
daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting. Tanaman keriting dan
kerdil (yang kemungkinan disebabkan virus) serta tidak dapat membentuk buah
secara normal. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman
basah dan merata.
2. Ulat perusak daun (Spodoptera
litura)
Ulat ini
berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda
serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh
seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi.
3. Tungau Tungau merah merah: Tetranychus
cinnabarinus Boisduval atau tunga kuning: Polyphagotarsonemus latus
Ciri-cirinya
adalah binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan mengisap cairan
tanaman, membelah diri dengan menggigit dan menyengat. Hama ini juga sebagai
vektor virus. Gejala serangan: tampak jaring-jaring sarang binatang ini di
bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan dengan
menyemprotkan akarisida.
4. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Hama ini
mempunyai ciri yaitu berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang
tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun,
terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian:
(1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus
hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian
secara kimiawi, dengan insektisida sesuai dengan aturan penanaman buah
semangka.
5. Kutu aphids (Aphids gossypii Glover)
Aphids muda
berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak
kehitaman. Kutu ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan adalah daun
tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya
dihisap hama. Ciri lainnya adalah adanya getah cairan yang mengandung madu dan
mengkilap dari kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan
insektisida secara rutin. Tanaman yang telah terserang virus, dicabut dan
dibakar.
-
Penyakit :
- Layu Fusarium
Penyebab: Fusarium
oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu seperti kekurangan air. Pada pagi
dan sore hari tanaman tampak segar. Bila tidak ditanggulangi, dalam waktu 2-3
hari saja tanaman akan mati kering, berwarna coklat dan batangnya mengerut.
Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga
kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru yang
belum pernah ditanami semangka; (2) secara kimiawi dilakukan dengan
menyemprotkan fungisida secara periodik, menanam benih yang sudah direndam
fungisida.
2. Bercak daun
Penyebab:
spora Pseudoperenospora cubensis Rostowzew terbawa angin dari tanaman
lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan
selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat
rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi
seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida.
3. Antraknosa
Penyebab:
Colletotrichum lagenarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat
yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang
buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia seperti pengendalian penyakit layu
fusarium; (2) menggunakan fungisida.
4. Busuk semai
Penyebab:
cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih yang sedang
disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah kemudian mati.
Pengendalian: benih direndam di dalam fungisida, penyemprotan fungisida secara
periodik.
5. Busuk buah
Penyebab: Phytophthora
capsici Leonian. Jamur menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah
buah dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah,
baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada
waktu siang hari ketika tidak berawan/hujan. Tanaman dan buah disemprot
fungisida secara periodik.
2.11 Cara Pemanenan
Menentukan
saat panen dapat melalui tiga cara yaitu pengamatan visual, pengamatan dari
suara saat buah diketuk, dan umur tanaman. Pada dataran tinggi buah semangka
dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah
buah dapat dipanen pada umur 85 hari setelah tanam. Cara panen buah semangka
adalah dengan memotong tangkai buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan
diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi
kering, agar tahan selama dalam penyimpananan. Penyimpanan buah semangka di
tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai
berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4oC, dan kelembaban udara antara
80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar
O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida
(CO2), dapat mengurangi proses respirasi; Penyimpanan dalam ruang tanpa
pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas
dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan
setiap lapisnya diberi jerami kering. Untuk mempertahankan mutu buah agar
kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir, dilakukan pengemasan dengan
proses pengepakan yang benar dan hati-hati. Kemasan dapat berupa kardus yang
dilubangi, peti kayu atau keranjang plastik. Setiap kemasan dapat diisi
maksimum hanya enam buah. Untuk memperkecil gesekan pada kulit buah, bagian
dasar, ruang antar buah, tepi kiri-kanan dan atas kemasan diberi jerami kering
atau potongan kertas.
Bab
III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas,
dapat disimpulkan bahwa pembudidayaan semangka yang baik dan benar bisa
dibilang cukup mudah bagi para petani yang ingin mencoba membudidayakan
semangka. Dan permintaan buah semangka dipasaran cukuplah tinggi. Oleh karena
itu, diharapkan lebih banyak lagi petani-petani indonesia yang mencoba komoditi
ini. Hal ini tentu bisa menambah jumlah produksi dalam pasar, terutama untuk
komoditi ekspor.
1 komentar:
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan M36 (Mikro Mineral) untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
Posting Komentar