Home » » Temuan Terhebat Sains Tanpa Predikat Nobel

Temuan Terhebat Sains Tanpa Predikat Nobel

Posted by Nugroho Pangestu on Selasa, 18 November 2014

Penulis blog sains di National Geographic memilih 10 temuan hebat yang dinilai layak—meski tidak pernah—mendapat Nobel. Inilah temuan-temuan mereka :

Virginia Hughes: World Wide Web
Pada 1960-an, para ilmuwan di pemerintahan federal AS menciptakan suatu jaringan komunikasi di komputer. Inilah awal dari evolusi internet. Computer scientist Inggris, Tim Berners-Lee, sangat layak diberi Nobel untuk gagasan World Wide Web pada tahun 1989 yang diwujudkan pada 1990 dengan dia menciptakan situs web pertama. Pada akhirnya situs web menghasilkan demokratisasi: apakah itu (sekadar) video-video konyol atau kicauan-kicauan berani yang mendorong Arab Spring, informasi adalah kekuatan.

Jamie Shreeve: Genom Manusia
Banyak orang bertanya-tanya mengapa tak ada Hadiah Nobel untuk pencapaian sains yang amat luar biasa: susunan lengkap genom manusia pada 2001. Mungkin karena itu bukan penemuan, tetapi lebih merupakan proyek "pengaturan", bagaimana mengurutkan DNA. Enam tahun sebelumnya, ilmuwan Craig Venter dan rekan-rekan mengembangkan satu teknik memasangkan seluruh kombinasi genom untuk membaca keseluruhan kode dari organisme yakni bakteri Haemophilus influenzae. Metode ini jadi terobosan dasar menuju kemenangan penelitian genomik: memecah keluar kode ratusan spesies lainnya.

Timothy Ferris: Teori Kematian Lubang Hitam
Suatu malam di 1970, Stephen Hawking sedang berada di tempat tidur ketika sebuah pemikiran mengilhami dan membuatnya bergairah. Dia berpikir, lubang hitam yang sebelumnya dianggap kekal lama-kelamaan akan kehilangan massanya dan akhirnya menguap, meledak di kelebatan sinar gamma. Masalahnya, teori ini saat itu tidak mungkin bisa dibuktikan. Waktu hidup lubang hitam terlalu panjang. Namun kajian Hawking —yang menggabungkan teori relativitas dengan mekanika kuantum— sekarang ini telah tegas tertanam dalam fisika teoretis. Hawking mungkin akan memenangkan hadiah itu setelah alam memberikan konfirmasi bagi teorinya. Tetapi ledakan lubang hitam takkan terjadi hingga miliaran tahun.

Erika Engelhaupt: Tabel Periodik
Apalagi temuan yang lebih mendasar, fundamental, dan substansial, daripada identifikasi unsur-unsur kimiawi? Tabel periodik adalah hasil kerja Dmitri Mendeleev yang pertama kali dikemukakan pada 1869, sangat layak dihargai Nobel. Mendeleev memang dinominasikan dalam daftar peraih Nobel tahun 1905 dan 1906, tapi kalah karena anggapannya sudah terlalu tua dan dikenal. Nampaknya tabel periodik unsur menjadi "korban" dari kesuksesan dan ketenarannya sendiri. Meskipun demikian penemuan ini menjadi warisan ilmu pengetahuan yang berguna. Posternya akan tergantung di dinding laboratorium dari generasi ke generasi.

Dan Vergano: Bohlam
Sebagai satu di antara fans teknologi-teknologi kuno, saya tidak akan lalai menyebut bola lampu sebagai temuan yang layak diberi Nobel Fisika. Penemuan sederhana Thomas Edison tersebut, telah menghasilkan inspirasi berharga yang membentuk kehidupan dewasa ini. Mulai dari pembangunan ekonomi hingga permintaan listrik luar biasa. Edison meninggal pada 1931 tanpa Nobel. Temuannya tersebut pertama dipatenkan oleh Joseph Swan di Inggris.

George Johnson: Partikel Kuark 
Murray Gell-Mann menang penghargaan Nobel Fisika 1969 saat berumur 40 tahun, "untuk kontribusi dan penemuannya terkait klasifikasi partikel elementer dan interaksi mereka." Namun tidak pernah ada pernyataan spesifik bagi suatu ide yang menghantarkan Gell-Mann kepada Nobel ini: kuark. Itulah partikel terkecil dari materi yang bergabung untuk membentuk proton, neutron, maupun partikel lain. Namun pada waktu itu, keberadaan kuark belum bisa dipastikan—sebab masih dianggap kontroversial dan ambigu. 

Carl Zimmer: Sintesis Evolusi Modern
Saat Hadiah Nobel pertama kali diserahkan, biologi evolusioner masih belum terlalu dikenal dan diakui. Para ahli biologi hanya mengetahui sedikit tentang bagaimana perjalanan hidup manusia antargenerasi. Beberapa bahkan masih mempertanyakan tentang seleksi alam dan konsep teori Darwin. Antara tahun 1920-an hingga1950-an, sekelompok ilmuwan—terdiri dari para ahli genetika, naturalis, ahli paleontologi—barulah mendapati bagaimana proses sel bermutasi dan bisa menyebar. Pandangan baru pun muncul. Pekerjaan mereka membukakan jalan bagi kemajuan pesat dalam pengetahuan kita akan sejarah kehidupan.

Nadia Drake: Materi Gelap
Kalau kita menilik kembali, ada cukup banyak penelitian astronomi yang bisa layak untuk Hadiah Nobel, termasuk Hukum Kepler, perluasan alam semesta, dan temuan bintang-bintang dari "sidik jari" spektrumnya. Penemuan materi gelap merupakan pencapaian modern yang diabaikan komite Nobel. Diperkirakan terdapat hampir 90 persen materi di alam semesta merupakan zat misterius ini.

Ed Yong: Pohon Kehidupan
Tatkala ilmuwan membuat klasifikasi mikroba-mikroba berdasarkan bentuk, Carl Woese memelopori sebuah jalan untuk menautkannya melalui gen mereka. Carl Richard Woese ialah seorang ahli mikrobiologi dan fisika Amerika. Lewat teknik katalog, Woese menghubungkan dan mendefinisikan domain kehidupan yang belum dikenal sebelumnya. Domain dalam klasifikasi ilmiah biologi adalah tingkatan tertinggi dalam takson yang berada di atas kerajaan. Menurut sistem tiga domain yang diperkenalkan oleh Carl Woese tahun 1900, pohon kehidupan terdiri dari tiga domain: Archaea, Bacteria dan Eukarya.

Brian Switek: Dinosaurus Renaisans
Pada 1969, paleontolog Universitas Yale, John Ostrom, memberi nama salah satu spesies terpenting yang pernah ditemukan. Binatang itu adalah dinosaurus 110 juta tahun, Deinonychus. Tak terbantahkan temuan ini sangat penting karena merevisi gambaran dinosaurus—dari monster nan ganas, lambat, dan bodoh ke makhluk yang aktif, bahkan kemungkinan makhluk sosial. Sayangnya, tidak ada Hadiah Nobel untuk bidang paleontologi.

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

Nugroho Pangestu . Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright © 2013-2017 Nugroho Pangestu. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website | CB Blogger | Nugroho Pangestu